CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 10 Maret 2009

10 Penyakit Mental Manusia

1. MENYALAHKAN ORANG LAIN

Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan
Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang lain adalah pola
pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada
orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih
yang nyantet ? Selalu "siapa" Bukan "apa" penyebabnya.
Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa"
sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir
menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap
primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi
dan jas.

Kekanak-kanakan. Kenapa ? Anak-anak selalu nggak
pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh,"
Adik tuh yang salah", atau " mbak tuh yang salah".
Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu.
Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan
mencari sebab terjadinya sesuatu.



2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak
mampu. Ini berbeda dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda
pernah mengalaminya ? Kalau anda bilang tidak pernah,
berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia
punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?,
wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah
nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk,
pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker,
tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa
mencapai "improper guilty feeling".

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan
atasan, berani bilang "Saya kok yang memang salah,
tidak mampu dsb". Penyakit ini pelan-pelan bisa
membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya
kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan
orang lain dengan kekurangan kita, sehingga
keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka
punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA

Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi
arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai
target kerja dengan milestone. Buat target jangka
panjang dan jangka pendek secara tertulis.
Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang
sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja
kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat,
kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang:
“Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu
kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang,
anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping
(sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya
nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali
lagi ke temannya dan diketawain.
"Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak
bisa kejar. Katanya lu paling kencang".
"Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha
gua goalnya untuk fun aja sih".
Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya
hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. MEMPUNYAI "GOAL", TAPI NGAWUR MENCAPAINYA

Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable".
Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga
salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini :
ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh
tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke
pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan
seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi
dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya
nggak mau lihat kiri-kanan.

5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT

Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas.
Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang
sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti
proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak
matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada
tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun
jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh
1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang
yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba-
tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda
disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta,
masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin !. Karena hal itu
melawan kodrat.

6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI

Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa
take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat
Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan
kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma
50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja,
muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus
anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa
take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL

Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang
kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur
bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya.
Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak
boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. TERLALU CEPAT MENYERAH

Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan.
Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang
gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah.
Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi
berhenti di tempat yang salah repot sekali.

9. BAYANG BAYANG MASA LALU

Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini.
Karena apa ? Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang
kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai
pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya.
Apalagi
kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba
lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3.
Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang
tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu
bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang
sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita
kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu"
itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya
terbalik ?? Nggak ada kan ?

Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan,
kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang
berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang
menghalangi kesuksesan.

10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU

Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis
dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses
kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah
puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah
menyatakan: "Saat yang paling berbahaya datang bersama
dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling
berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan.
Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil,
karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal
yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong,
terus takabur.

Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita.
Kesempatan terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin
maju.



Note: Diambil dari email seorang teman.



4 comments:

entik mengatakan...

bagus banget tulisannya bisa buat motivasi diri merubah hidup menjadi lebih baik

Keke Naima mengatakan...

Postingan yg bikin kita semangat nih Bun.. Sekalian mau komentar juga ttg budaya menyalahkan orang lain. Kl sy pikir, mungkin kita suka menyalahkan org lain krn dr kecil di biasain. misalnya ketika ada anak yg jatuh, kita suka denger org tua atau pengasuhnya bilang "Lantainya nakal y. sini di pukul lantainya".
mungkin maksudnya pengen bikin supaya si anak gak nangis lagi, tp scr gak sadar bikin si anak jd terbiasa menyalahkan sesuatu/seseorang. Dan bukannya belajar dr kesalahan..

The Diary mengatakan...

bunda...artikelnya bagus... jadi bikin semangat :)

btw apa kabarnya bund... kok gak pernah mampir2 lagi???

Atca mengatakan...

Yup...artikel yang bagus...renungan buat kita untuk memperbaiki diri...makasih bunda..