CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 24 Oktober 2010

Bells Palsy

Kali ini bunda mau sharing tentang Bells Palsy...jangan heran ya kok bunda care dengan ini...
ceritanya pagi ini pas bangun tidur kok bunda ngerasain ada yg aneh dengan wajah bunda. wajah bunda sebelah kanan kok rasanya kayak kaku gitu ya...alhasil googling lagi deh *andalanbundakllgbinun* dan kok cirinya kayak Bells Palsy gitu.

Gak mau terlambat bunda langsung telepon dokter keluarga tp bhubung dokternya lagi gak ditempat makanya bunda bikin janji abis Magrib.

Abis shalat Magrib dengan PD yg luarbiasa bunda beraniin diri ke dokter seorang diri secara si ayah lagi keluar kota urusan kerjaan.

Setelah ngobrol dan diperiksa ama bu dokter bunda ternyata emang kena Bells Palsy dan syukurnya bunda cepet periksa, bunda dikasih obat dulu dan seminggu kemudian diminta datang lagi untuk kontrol dan fisioterapi kalau diperlukan (ya Allah semoga ga harus melalui proses fisioterapi)




Btw, yuks kita baca apa sih Bells Palsy itu...
(Sumber dari sini)

Menurut spesialis saraf, dr Arman Yurisaldi Saleh SpS,
Bell`s Palsy merupakan gejala klinis dari suatu penyakit mononeuropati (gangguan yang mengenai satu syaraf). Syaraf yang dimaksud adalah saraf no.7 (nervus fascialis). Saraf ini juga sering disebut syaraf fascialis. “Ini saraf 7 yang terkena adalah saraf 7 yang tepi,” katanya. Inti dari saraf 7 berada di batang otak.

Perlu diketahui, syaraf 7 berfungsi mengatur otot-otot pergerakan organ pada daerah wajah, antara lain di daerah mulut dan gerakan seperti meringis dan bibir maju ke depan. Pada daerah mata, syaraf ini juga mengatur seputar pergerakan kelopak seperti memejam, pergerakan kelopak bola mata, dan mengatur aliran air mata. “Saraf 7 juga ada serabutnya yang menuju ke arah kelenjar ludah dan juga ke bagian pendengaran,” sambung dr Arman.

Nah, pada kasus Bell`s Palsy, saraf ini mengalami gangguan. Saraf tidak dapat mengantar impuls motorik kepada otot karena terjerat akibat pembengkakan. Sekadar diketahui, susunan saraf 7 dari inti di bagian otak hingga ujung saraf itu sangat panjang.

Beberapa bagian saraf itu akan melewati sebuah celah atau rongga di dekat telinga yang disebut canalis facialis. Rongga tersebut sangat sempit.

Dalam keadaan normal, saraf bisa melewati celah kecil itu. Tapi jika saraf mengalami peradangan, saraf akan membengkak. Diameternya menjadi lebih besar. Karena itulah, saraf tak bisa melewati celah itu.

Saraf terjerat di dalam canalis facialis. Bila sudah demikian, kemampuan saraf untuk menghantarkan impuls terganggu. Impuls dari bagian inti di batang otak tidak akan sempurna disalurkan atau bahkan bisa berhenti karena bagian badan saraf yang meradang tersebut tidak dapat meneruskan impuls hingga ke ujung sarat atau akson.

Akibatnya, otot-otot pada organ yang langsung berhubungan dengan saraf tersebut tak berfungsi. Organ yang langsung berhubungan dengan saraf tersebut tak berfungsi. Organ menjadi lumpuh.

Saraf ini menghidupi otot, menginervasi. Otot itu baru bisa bergerak kalau ada listrik yang melalui saraf. Jadi, karena aliran listriknya turun, otot jadi seperti lumpuh,” terang dr Arman. Itulah mengapa terjadi kelumpuhan pada separuh daerah wajah.


Gejala awal Bell`s Palsy sangat beragam. Misalnya, mata menjadi kering, telunga terasa bergemuruh, susah mengangkat alis, kelopak mata tidak bisa ditutup, dan bola mata memutar ke atas karena kelopak mata yang lumpuh dipaksa menutup. Pada akhirnya gejala Bell`s Palsy akan menunjukkan kelumpuhan pada separuh wajah. Ini pula yang membedakan Bell`s Palsy dengan stroke. “Pada akhirnya gejala yang sangat tampak adalah separuh wajah menjadi lumpuh,” jelas dokter yang sedang menyelesaikan studi S3 tentang saraf ini.

Hingga saat ini penyebab penyakit yang kerap dianggap stroke ini masih diteliti. Namun beberapa literatur menunjukkan bahwa Bell`s Palsy ini disebabkan oleh infeksi virus. Dan virus ini pun sangat beragam seperti virus herpes, virus hepatitis, dan beberapa virus lainnya.

Selain itu, masih ada hal lain yang diduga kuat turut menyebabkan Bell`s Palsy. Faktor genetik, seperti riwayat keluarga yang pernah mengalami Bell`s Palsy, juga menunjukkan angka terjadinya kasus ini sebanyak 4 persen dari total kasus.

Bell`s Palsy
ini juga, lanjut dr Arman, berhubungan dengan suhu dan udara dingin. Meskipun data pendukung faktor ini masih sangat kurang, data (anamnesis) dari sekian banyak pasien yang mengalami Bell`s Palsy merujuk pada faktor itu. Misalnya, sopir kendaraan yang tiba-tiba merasa mulutnya bergeser atau menceng setelah membuka jendela kaca mobil. “Orang yang sering tidur di lantai, pada saat bangun mulutnya langsung menceng. Atau biasanya kalau di daerah itu orang sering pergi-pergi ke tempat yang lembap seperti ke sumber mata air. Setelah itu, wajah mereka lumpuh dan mereka mengatakan itu karena ditampar hantu. Padahal karena Bell`s Palsy. Dan semua contoh itu berhubungan dengan udara atau suhu yangn dingin,” terangnya.

Berbahayalah Bell`s Palsy ini? Bell`s Palsy, bila dibandingkan dengan stroke, bisa dikatakan tidak terlalu berbahaya. Malah penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Untuk menghindari cacat pascapenyembuhan, pasien dianjurkan menjalani terapi kortikosteroid, penyembuhannya lebih cepat dan sedikit meninggalkan cacat,” imbuh dr Arman.

Penyakit ini memiliki masa akut selama 7 hari. Bila pada masa tersebut pasien mendapatkan terapi kortikosteroid, kemungkinan pasien sembuh tanpa cacat sangat besar. Oleh karena itu, pasien tidak boleh terlambat mendapatkan penanganan dalam kurun waktu 72 jam. “Sebaiknya dilakukan penanganan selama 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan penanganan lewat dari 72 jam hasil klinisnya buruk,” kata dr Arman.

Penanganan terhadap penyakit ini mesti diperhatikan baik-baik mengingat saraf memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri. “Kalau saraf itu mengalami kerusakan, saraf akan berusaha untuk memperbaiki diri. Pada orang pasca Bell`s Palsy yang tidak ditangani dengan baik, saraf ini akan mengalami pertumbuhan aberrant,” tegas dr Arman.

Pertumbuhan aberrant adalah pertumbuhan saraf yang menuju pada organ bagian hidung mengalami kerusakan, saraf akan memperbaiki diri. Saraf akan tumbuh kembali dan menuju tempat yang sama. Ini bila dilakukan penanganan tepat. Bila tidak, saraf bisa tumbuh dan mengarah ke tempat lain seperti ke arah mata.

Sehingga jika hidung mengalami rangsangan, hidung tak dapat mengenali atau mencium bau. Justru akan keluar air mata. Selain itu, penanganan yang tidak tepat juga kerap menyebabkan gerakan sinkinesis. Data dari jurnal menunjukkan sebanyak 85 persen penyakit Bell`s Palsy

Sembuh sempurna dalam waktu 3 minggu dan sebanyak 15 persen pasien sembuh dalam waktu 3-4 bulan dengan atau tanpa cacat yang menyertainya.
Bell`s Palsy ini perlu diwaspadai mengingat selama ini banyak sekali orang yang salah persepsi dan menyebutnya stroke. “Perlu diwaspadai supaya orang tidak melakukan tindakan yang over.

Karena pengetahuan masyarakat yang minim, tentunya ini bukanlah hal yang menyenangkan, bukan? Dan kalau orang sudah panik, biasanya bisa melakukan hal-hal yang over. Misalnya, minta dirawat inap dan sebagainya. Kalau sudah seperti itu kan hubungannya dengan biaya. Mahal tentunya. Namun kalau tahu apa yang harus dilakukan kan tidak demikian,” terang dr Arman.

yang ini di copas dr blognya kang Ahmad Lukman

Bell’s palsy memang sangat erat kaitannya dengan cuaca dingin. Untuk itu, sebaiknya menghindari terpaan angin secara langsung pada bagian tubuh. ”Orang yang duduk dekat jendela kendaraan, kereta api, tiduran di atas lantai dengan menempelkan sebelah pipi di lantai berpotensi mengalami bell’s palsy,” ujar dokter ahli syaraf RS Gatot Subroto, Dr Hardhi Pranata SpS MARS, kepada Republika, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Lumpuh di wajah sudah dikira stroke. Misalnya, orang di usia muda mengalami lumpuh sebelah di wajah sudah dikira stroke. Tentunya ini dapat menyebabkan kepanikan.

Menurutnya, orang yang berada di dalam ruangan pun belum tentu terhindar dari potensi penyakit ini. Bell’s palsy juga bisa menyerang orang yang bekerja di ruangan ber AC secara langsung. Maksudnya, jika AC tersebut memberikan hawa dingin secara merata tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika angin yang ditimbulkan AC hanya terpusat pada satu tempat, itu bisa menimbulkan penyakit tersebut. Penyebab bell’s palsy, kata Hardhi, yakni angin yang masuk ke dalam tengkorak atau foramen stilo mastoideum. Angin dingin ini membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar. Pembengkakan syaraf nomor tujuh atau nervous fascialis ini mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti. Hal itu menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar impuls atau rangsangnya terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. ”Syaraf nomor tujuh ini terjepit hingga akhirnya kelumpuhan terjadi.

Bell’s palsy diambil dari nama Sir Charles Bell, dokter dari abad 19 yang pertama menggambarkan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah. Meski namanya unik, penyakit ini akan mengganggu secara estetika ataupun fungsi pada wajah. Artinya muka yang terlihat cantik dan bagus di depan kaca itu tidak terjadi dengan sendirinya. Karena, bila salah satu saja syarafnya minta istirahat, maka proporsi wajah menjadi tidak seimbang. Jika tidak ditangani
maka akan terjadi kecacatan dengan muka mupeng atau penyok.

Pasien bell’s palsy yang sudah parah akan mengalami perubahan bentuk wajah menjadi penyok, bicara tidak jelas, fungsi lidah terganggu terutama saat mengucapkan huruf konsonan, dan lain-lain. Kondisi seperti ini tentunya tidak diinginkan oleh pasien.

Tanda-tanda bell’s palsy adalah terjadi asimetri pada wajah , rasa baal/kebas di wajah, air mata tidak dapat dikontrol dan sudut mata turun. Selain itu, tanda lainnya adalah kehilangan refleks konjungtiva sehingga tidak dapat menutup mata, rasa sakit pada telinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, sudut mulut turun, sulit untuk berbicara, air menetes saat minum atau setelah membersihkan gigi, dan kehilangan rasa di bagian depan lidah.

Kasus ini, kata Hardhi, banyak terjadi pada musim dingin. Biasanya yang mengalami adalah lelaki dan tergolong usia dewasa. ”Mungkin lelaki banyak beraktivitas di luar seperti bekerja,” cetus dia.

Hardhi menjelaskan, orang yang terkena penyakit ini harus segera dibawa ke dokter. Biasanya pasien akan mengikuti program fisioterapi selama satu bulan ditambah pemberian sejumlah obat dan vitamin. Jika penyakit ini dibiarkan, maka akan semakin parah terutama pada bagian mata karena akan terjadi iritasi pada mata dan otomatis penglihatanpun terganggu. Penyakit ini tidak akan memicu penyakit lainnya. Namun, jika penderita kelumpuhan wajah mengalami kelumpuhan di daerah lain seperti tangan atau kaki, maka itu disebut stroke.

Semakin panasnya bumi maka penggunaan AC terus bertambah. Selain itu, pertumbuhan kendaraan terus berlangsung. Dari data Gaikindo, volume kendaraan baru di DKI Jakarta setiap harinya mencapai 800-1.200 unit. Itu berarti jika masyarakat kurang menjaga kesehatan dan keamanan, orang yang berpotensi mengalami bell’s palsy semakin banyak. ”Walau penyakit ini bisa disembuhkan, tapi sebaiknya melakukan pencegahan sebelum terjadi,” katanya menjelaskan.

Maka, ungkapnya, bagi pengendara motor sebaiknya menggunakan helm full face, dengan kaca yang dibiarkan tertutup. Sedangkan pengguna kendaraan umum, sebaiknya menghindari kontak langsung dengan angin. Begitu pun, untuk orang yang bekerja di ruangan ber AC.

Iktisar:

- Bell’s palsy diambil dari nama Sir Charles Bell, dokter dari abad 19 yang pertama menggambarkan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah.
- Pasien bell’s palsy yang sudah parah akan mengalami perubahan bentuk wajah menjadi penyok, bicara tidak jelas, fungsi lidah terganggu terutama saat mengucapkan huruf konsonan, dan lain-lain.


4 comments:

Popi mengatakan...

wah baru denger nih ada penyakit ini! makin aneh aja ya penyakit jaman sekarang?

Anonim mengatakan...

iya neh bund..smg kita semua sehat ya bund..alhamdulillah,skr diriku dah mendingan bund..

Bintang mengatakan...

Aku juga baru tau kalo ada penyakit ini...aku pikir ini nama maenan anak2 hehehehe...

Anonim mengatakan...

tanda2 kesembuhan nya bagaimana bunda?.soak nya aku jga terkena penyakit jni